Pengertian
Domain Name System (DNS)
Terdapat beberapa pengertian mengenai
Domain Name System, yaitu diantaranya sebagai berikut:
1.
Merupakan sistem database yang
terdistribusi yang digunakan untuk pencarian nama komputer di jaringan yang
menggunakan TCP/IP. DNS mempunyai kelebihan ukuran database yang tidak terbatas
dan juga mempunyai performa yang baik.
2.
Merupakan aplikasi pelayanan di internet
untuk menterjemahkan domain name ke alamat IP dan juga sebaliknya.
3.
Komputer yang terhubung dan memiliki
tanggung jawab memberikan informasi zona nama domain anda, merubah nama domain
menjadi alamat IP dan juga memiliki tanggung jawab terhadap distribusi email di
mail server yang menyangkut dengan nama domain.
4.
Aplikasi yang membantu memetakan host
name sebuah komputer ke IP address pada aplikasi yang terhubung ke Internet
seperti web browser atau e-mail.
Dari pengertian di atas kita misalkan
domain namenya yaitu yahoo.com mempunyai alamat IP
202.68.0.134, tentu mengingat nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan
mengingat alamat IP. Di dalam DNS, sebuah name server akan memuat informasi
mengenai host-host di suatu daerah atau zone. Name server ini dapat mengakses
server-server lainnya untuk mengambil data-data host di daerah lainnya. Name
server akan menyediakan informasi bagi client yang membutuhkan, yang disebut
dengan resolvers.
Fungsi
Utama Sistem DNS
Terdapat 2 fungsi utama sistem dari DNS,
yaitu di antaranya sebagai berikut :
1.
Menerjemahkan nama-nama host (hostnames)
menjadi nomor IP (IP address) ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah
diingat oleh pengguna internet.
2.
Memberikan suatu informasi tentang suatu
host ke seluruh jaringan internet.
KEKURANGAN
DNS
Terdapat 3 kekurangan dari DNS, yaitu
diantranya :
1.
DNS tidak mudah untuk di implementasikan
2.
Tidak konsisten
3.
Tidak bias membuat banyak nama domain.
Keunggulan
dari DNS
Selain digunakan di Internet, DNS dapat
di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki
keunggulan seperti:
§
Mudah, DNS sangat mudah karena user
tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host
name (nama Komputer).
§
Konsisten, IP address sebuah komputer
bisa berubah tapi host name tidak berubah.
§
Simple, user hanya menggunakan satu nama
domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.
DNS dapat dianalogikan fungsinya dengan
buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name
(nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client
yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan
menggunakan host name. Lalu komputer kita akan menghubungi DNS server untuk mencek
host name yang kita minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang
digunakan untuk mengkoneksikan komputer kita dengan komputer lainnya.
Jenis-jenis
DNS
Terdapat 3 jenis DNS server, yaitu
diantaranya :
a. Cache
Jenis ini tidak mempunyai data nama-nama
host dari domain tertentu. Hanya mencari jawaban dari beberapa DNS server
terdekat. Setelah jawaban didapatkan, datanya disimpan dalam cache untuk
kepeluan mendatang. DNS server cache merupakan yang paling mudah untuk
dikonfigurasi.
b. Primary
( master)
Sesuai dengan namanya, primary (untuk
versi 4.x 0 atau master ( untuk versi 8.x ) adalah pemegang daftar lengkap dari
sebuah domain yang dikelolanya. Server ini memegang otoritas penuh atas
domainnya. Misal server ns1.itc.ac.id memegang
otoritas penuh atas domain*.itc.ac.id. otoritas
penuh disini berarti server ini yang bertanggung jawab untuk ditanyai nama-nama
host berdomain itc.ac.id dan sub-sub domain
dibawahnya. Selain itu hanya server ini yang dapat membuat sub-domain dibawah itc.ac.id.
c. Secondary
( slave)
Server ini adalah backup dari primary
server. Sama halnya dengan primary, secondary juga memuat daftar lengkap sebuah
domain. Hubungan antara primary dan secondary ini kurang lebih seperti mirror.
Jika terdapat perubahan di primary server, secondary terus mengikutinya secara
periodic. Oleh karena itu, secondary memerlukan izin dari primary untuk
melakukan sinkronisasi ini. Sinkronisasi ini lazimnya disebut sebagai zona
transfer. Secondary diperlukan sebagai backup jika primary crash atau sibuk dan
untuk mempermudah pendelegasian.
Cara
Kerja dari DNS
Server DNS dalam implementasinya
memerlukan program client yang dapat menghubungkan setiap komputer user dengan
server DNS. Program ini dikenal dengan nama resolver. Resolver ini digunakan
oleh program aplikasi yang terinstall di komputer user, seperti web browser dan
mail client. Berikut ini merupakan gambaran proses yang dilalui untuk
memperoleh alamat host dari nama domain www.microsoft.com.
Gambar
1 Cara Kerja DNS Server
Dari gambar di atas dapat dijelaskan
urutan cara kerja DNS Server menangai permintaan sebagai berikut:
§
Mencari alamat host pada file HOSTS,
bila ada berikan alamatnya dan proses selesai.
§
Mencari pada data cache yang dibuat oleh
resolver untuk menyimpan hasil permintaan sebelumnya, bila ada simpan dalam
data cache, berikan hasilnya dan selesai.
§
Mencari pada alamat DNS Server pertama
yang telah ditentukan oleh user.
1.
DNS Server yang ditunjuk akan mencari
nama domain pada cache-nya.
2.
Apabila tidak ketemu, pencarian
dilakukan dengan melihat file database domain (zones) yang dimiliki oleh server.
3.
Apabila tidak menemukan, server ini akan
menghubungi DNS Server lain yang sudah dikaitkan dengan server ini. Jika ketemu
simpan dalam cache dan berikan hasilnya.
§
Apabila pada DNS Server pertama tidak
ditemukan pencarian dilanjutkan pada DNS Server kedua dan seterusnya dengan
proses yang sama seperti diatas.
Pencarian domain dari client ke sejumlah
DNS Server ini dikenal sebagai prosespencarian iteratif,
sedangkan proses pencarian domain antar DNS Server dikenal dengan nama pencarian rekursif.
11.24
0 komentar:
Posting Komentar